PUPUK ORGANIK
   Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas    areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi    serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil    pertanian. Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk    mineral yang berasal dari pabrik ini akan menambah tingkat polusi tanah    yang akhirnya berpengaruh juga terhadap kesehatan manusia.
   Berdasarkan hal tersebut makin berkembang alasan untuk mengurangi    penggunaan pupuk mineral dan agar pembuatan pabrik-pabrik pupuk di dunia    dikurangi atau dihentikan sama sekali agar manusia bisa terhindar dari    malapetaka polusi. Upaya pembudidayaan tanaman dengan pertanian organik    merupakan usaha untuk dapat mendapatkan bahan makanan tanpa penggunaan    pupuk anorganik. Dengan sitem ini diharapkan tanaman dapat hidup tanpa    ada masukan dari luar sehingga dalam kehidupan tanaman terdapat suatu    siklus hidup yang tertutup.
   Banyak sifat baik pupuk organik terhadap kesuburan tanah antara lain    ialah:
a.   Bahan    organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman dengan     lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu    dan relatif kecil. 
b.   Dapat    memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk    diolah dan mudah ditembus akar.
c.   Tanah    lebih mudah diolah untuk tanah-tanah berat. 
d.   Meningkatkan    daya menahan air (water holding capacity). Sehingga kamampuan    tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah    lebih terjaga.
e.   Permeabilitas    tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur    kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah    bertekstur sangat lembut (lempungan).
f.    Meningkatkan    KPK (Kapasitas Pertukaran Kation ) sehingga kemampuan mengikat kation    menjadi lebih tinggi, akibatnya apabila dipupuk dengan dosis tinggi    hara tanaman tidak mudah tercuci.  
g.   Memperbaiki    kehidupan biologi tanah (baik hewan tingkat tinggi maupun tingkat    rendah ) menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin.
h.   Dapat    meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan    perubahan drastis sifat tanah.
i.     Mengandung    mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses dekomposisi    bahan organik.  
   Sedangkan sifat yang kurang baik dari pupuk organik adalah:
a.   Bahan    organik yang mempunyai C/N masih tinggi berarti masih mentah. Kompos    yang belum matang (C/N tinggi) dianggap merugikan, karena bila diberikan    langsung ke dalam tanah maka bahan organik diserang oleh mikrobia (bakteri    maupun fungi) untuk memperoleh enersi. Sehingga populasi mikrobia yang    tinggi memerlukan juga hara tanaman untuk tumbuhan dan kembang biak.    Hara yang seharusnya digunakan oleh tanaman berubah digunakan oleh    mikrobia. Dengan kata lain mikrobia bersaing dengan tanaman untuk    memperebutkan hara yang ada.  Hara menjadi  tidak tersedia (unavailable)    karena berubah dari senyawa anorganik menjadi senyawa organik jaringan    mikrobia, hal ini disebut immobilisasi hara. Terjadinya    immobilisasi hara tanaman bahkan sering menimbulkan adanya gejala    defisiensi.  Makin banyak bahan organik mentah diberikan ke dalam tanah    makin tinggi populasi yang menyerangnya, makin banyak hara yang    mengalami immobilisasi. Walaupun demikian nantinya bila mikrobia mati    akan mengalami dekomposisi hara yang immobil tersebut berubah menjadi    tersedia lagi. Jadi immobilasasi merupakan pengikatan hara tersedia    menjadi tidak tersedia dalam jangka waktu relatif tidak terlalu lama     
b.   Bahan    organik yang berasal dari sampah kota atau limbah industri sering    mengandung mikrobia patogen  dan logam berat yang berpengaruh buruk bagi    tanaman, hewan dan manusia.
   Sisa tanaman hasil pertanian 
   Limbah sisa hasil pertanian cukup banyak terutama terdiri dari daun-daun,    kulit biji (kopi, coklat, sabut kelapa) dari perkebunan, jerami padi    jagung, daun dari halaman/ pekarangan dan sebagainya. Bahan organik yang    baru dikumpulkan umumnya masih segar dan mempunyai kisaran nisbah C/N    sedang (±    35) untuk legum dan sangat tinggi (> 60) untuk kayu dan non legum.    Sebelum digunakan bahan-bahan ini harus dikomposkan lebih dulu agar    nisbah C/N nya turun menjadi    ±    15. 
   Pupuk kandang
   Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain jumlah    ternak lebih tinggi sehingga volume bahan ini besar, secara kualitatif    relatif lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan limbah pertanian.    Yang yang dimaksud pupuk kandang ialah campuran kotoran hewan/ ternak    dan urine.
   Tabel Rata-rata hara dari berbagai pupuk kandang.  
|      Sapi |      Ayam |      Bebek |      Domba | |
|      Ukuran hewan ( kg) |      500 |      5 |      100 |      100 | 
|      Pupuk segar (ton/tahun) |      11,86 |      10,95 |      0,046 |      0,73 | 
|      Kadar air ( %) |      85 |      72 |      82 |      77 | 
|      Kandungan hara  (kg/ton ton) | ||||
|      Nitrogen (N) |      10,0 |      25,0 |      10,0 |      28,0 | 
|      Fosfor (P) |      2,0 |      11,0 |      2,8 |      4,2 | 
|      Kalium (K) |      8,0 |      10,0 |      7,6 |      20,0 | 
|      Kalsium (K) |      5,0 |      36,0 |      11,4 |      11,7 | 
|      Magnesium (Mg) |      2,0 |      6,0 |      1,6 |      3,7 | 
|      Sulfur (S) |      1,5 |      3, 2 |      2,7 |      1,8 | 
|      Ferrum (Fe) |      0,1 |      2,3 |      0,6 |      0,3 | 
|      Boron (B) |      0,01 |      0,01 |      0,09 |      - | 
|      Cuprum (Cu) |      0,01 |      0,01 |      0,04 |      - | 
|      Mangan (Mn) |      0,03 |      - |      - |      - | 
|      Zinc (Zn) |      0,04 |      0,01 |      0,12 |      - | 
   Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam: a) pupuk padat dan b) pupuk cair.    Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya  dan    jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: 1) makanan    hewan yang bersangkutan, 2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu    pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja,  3) jenis atau macam hewan,    dan 4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang.
Pupuk hijau
   Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari sisa tanaman legum. Karena    kemampuan tanaman legum mengikat N udara dengan bantuan bakteri penambat    N menyebabkan kadar N dalam tanaman relatif tinggi. Akibatnya pupuk    hijau dapat diberikan dekat waktu penanaman tanpa harus mengalami proses    pengomposan lebih dulu sebagaimana sisa-sisa tanaman pada umumnya.   
   Beberapa contoh pupuk hijau, antara lain:
a.   Crotalaria    juncea.       Dulu jenis legum ini diharuskan ditanam pada perkebunan tembakau    Vorstenland pergiliran tanaman. Memasukkan tanaman legum ini jelas    akan berpengaruh baik terhadap sifat-sifat tanah baik tanaman tembakau    itu sendiri maupun tanaman sesudahnya. Produksi 150-250 kw/ hektar.    Kandungan N 2.84% dari bahan kering. Kadar bahan kering 16.0% dari bahan    basah.
b.   Crotalaria    anagyroides.       Produksi hijauan daun dan tangkai 284 kw/ hektar. Kadar N= 2.31% dari    bahan kering, kadar bahan kering sekitar 13.24%;  umur tanaman 6-10    bulan.
c.   Crotalaria    usaramensis.       Produksi hijauan tergolong tinggi sekitar 350 kw/ hektar; umur tanaman    4-5 bulan.
d.           Tephrosia vogelii, thephrosia candida.
e.           Sesbania sesban,    janti turen (Jawa).
f.            Sesbania esculatta,    produksi 120 kwt/ hektar. 
g.           Phaseolus tunatus,    kratok (Jawa). Produksi 120-180 kw/ hektar . Mengandung N 3.85 % dari    bahan kering; kadar bahan kering 19.3% terhadap bahan basah.
h.   Glycine    soya,    kedele produksi 65.27 kw/ hektar tangkai dan daun  mengandung 0.57% N    dari bahan basah. Selain produksi daun dan tangkai kedele mempunyai    produksi biji kedele dengan sekitar 1.1 ton per hektar.
i.             Vigna sisnensis,    kacang tunggak, kacang dadapan.
j.    Mimosa    invisa,    produksi 300 kw/ hektar.; umur 6-8 bulan.
k.           Centrosoma pubescens,    produksi 400 kw/ hektar; umur 10 bula.
l.    Calopogonium    mucunoides,    umumnya digunakan untuk makanan ternak.
m.         Pueraria thumbergiana.       
 
 
No comments:
Post a Comment