Ingat Waktu !!

Saturday, March 19, 2011

Lalat Penggerek Daun ( Liriomyza huidobrensis )

Lalat Penggerek Daun ( Liriomyza huidobrensis ) Klasifikasi Hama Kingdom : Animalia Kelas : Insekta Ordo : Diptera Family : Agromyzidae Genus : Liriomyza Spesies : Liriomyza huidobrensis ARTI EKONOMI Invasi Liriomyza huidobrensis. ke dalam ekosistem sayuran di Indonesia telah menambah beban ekonomi para petani kentang khusunya dan petani sayuran umumnya. Hama yang diduga berasal dari Kalifornia, yang kemudian menyebar ke Amerika Selatan. Pada awalnya Liriomyza huidobrensis. bukan hama penting karena populasinya selalu dapat dikendalikan oleh musuh alaminya. Namun pada awal tahun 1970-an lalat ini berubah menjadi sangat merugikan akibat musuh alaminya banyak terbunuh oleh insektisida. Di Indonesia hama ini pertama kali ditemukan tahun 1994 di daerah Cisarua Bogor. Setahun kemudian menyebar ke dataran tinggi penghasil sayuran di Jawa dan Sumatra, sejak tahun 1998 telah ditemukan pula di Sulawesi Selatan. Liriomyza spp. menyebabkan kerusakan dengan cara menggorok daun. Kehilangan hasil akibat serangan hama ini dapat mencapai 75 % pada beberapa tanaman (seperti kentang dan buncis) bahkan dapat menyebabkan kerusakan total pada kentang (Helda Obari, 2001). BIOLOGI HAMA Hama pengorok daun yang menyerang tanaman kentang termasuk dalam spesies Liriomyza huidobrensis. Serangga dewasa berupa lalat kecil berukuran sekitar 2 mm, fase imago betina 10 hari dan jantan 6 hari. Telur berukuran 0,1- 0,2 mm, berbentuk ginjal, diletakkan pada bagian epidermis daun. Larva berukuran 2,5 mm, tidak mempunyai kepala atau kaki. Pupa terbentuk di dalam tanah. Larva akan merusak tanaman dengan cara menggorok daun sehingga yang tinggal bagian epidermisnya saja. Serngga dewasa merusak dengan menusukkan ovipositornya saat meletakan telur dan mengisap cairan daun. GEJALA SERANGAN Pada daun nampak bintik-bintik cokelat sebagai akibat tusukan ovipositor lalat betina saat menghisap cairan sel daun tanaman dan meletakan telur di dalam jaringan daun. Kerusakan selanjutnya adalah terlihatnya lubang kerokan dalam daun yang disebabkan oleh larva. Pada serangan parah daun tampak berwarna merah kecoklatan. Akibatnya seluruh pertanaman hancur. Gambar 2. Gejala serangan pada daun kentang TANAMAN INANG Liriomyza sp. merupakan hama yang bersifat polifag yang menyerang tanaman sayuran dari famili Solanaceae, Cruciferae, Cucurbitaceae, Leguminoceae, Liliaceae, Umbeliferae,Chenopodiaceae, Amaranthaceae, dan Compositae. Selain sayuran juga menyerang tanaman hias seperti gerbera, krisan dan berbagai gulma seperti babadotan, sawi tanah, senggang, bayam liar dan sejenisnya. PENGENDALIAN a.Musuh Alami Musuh alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama penggorok daun pada kentanng antara lain : Hemiptarsenus varicorni H. varicornis (Hymenoptera : Eulophidae) merupakan parasitoid penting pada hama Liriomyza huidobrensis. Parasitoid tersebut dapat di temukan di seluruh areal pertanamzn kentang yang terserang Liriomyza huidobrensis. Tingkat parasitasi H. varicornis terhadap Liriomyza huidobrensis pada tanaman kentang, kacang-kacangan, seledri, tomat dan caisin rata-rata adalah 37,33%; 40,63%; 35,71%; 24,69% dan 31,68%. Nisbah kelamin antara jantan dan betina adalah 1,5 : 1 (Setiawati dan Suprihatno, 2000). Siklus hidup Hemiptarsenus varicornis berkisar antara 12-16 hari. Masa telur, larva dan pupa masing-masing 1-2 hari, 5-6 hari, dan 6-8 hari. Masa hidup betina berkisar antara 88-22 hari. Satu ekor betina mampu menghasilkan telur sebanyak 24-42 butir (Hindrayani dan Rauf, 2002. dalam A.S. Duriat et al. 2006). Opius sp Opius sp. merupakan parasitoid penting hama L. huidobrensis. Telur berbentuk lonjong, dengan salah satu bagian ujungnya sedikit lebih membengkak dibandingkan dengan ujung yang lain. Siklus hidupnya berkisar antara 13-59 hari. Masa telur, larva dan pupa masing-masing 2, 6, dan 6 hari. Satu ekor betina mampu menghasilkan telur sebanyak 49-187 butir. Instar yang paling cocok untuk perkembangan parasitoid Opius sp., adalah instar ke-3. Pada instar tersebut masa perkembangan parasitoid lebih singkat dan keturunan yang dihasilkan lebih banyak dengan proposi betina yang lebih tinggi. Nisbah kelamin jantan dan betina adalah 1:1 (Rustam et a.l, 2002. dalam A.S. Duriat et al., 2006) b.Kultur teknis Cara ini dilakukan dengan menerapkan budidaya tanaman sehat yang meliputi : - Penggunaan varietas yang tahan - Sanitasi yaitu dengan membersihkan gulma - Pemupukan berimbang - Menimbun bagian-bagian tanaman yang terserang c.Mekanis Pemangkasan daun-daun yang terserang dan daun bagian bawah yang telah tua. Larva dikumpulkan dari sekitar tanaman yang rusak kemudian dimusnahkan. Pemasangan yellow sticky trap dengan membentangkan kain kuning (lebar 0,9 m x panjang sesuai kebutuhan atau 7 m, untuk setiap lima bedengan memanjang) berperekat di atas tajuk tanaman kentang (Baso et al. 2000). Goyangkan pada tanaman membuat lalat dewasa beterbangan dan terperangkap pada kain kuning. d.Biologis - Dengan memanfaatkan musuh alami. - Penggunaan ekstrak biji mimba (Azadirachta indica). e.Kimia Sebelum aplikasi insektisida dilakukan pemantauan OPT dan aplikasinya apabila diperlukan. Pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian untuk OPT gerbera belum ada, namun demikian untuk sementara dapat menggunakan insektisida seperti insektisida Neem azal T/S Azadirachtin 1 % (Baso et al., 2000 dalam A.S Duriat et al., 2006) atau Trigad 75 WP, Agrimec 18 EC (Novartis, 1998 dalam A.S. Duriat et al., 2006). f.Karantina Tidak membawa bibit dari daerah endemik ke daerah lainnya. KESIMPULAN Hama Liriomyza huidobrensis merupakan salah satu hama penting pada tanaman kentang. Pda serangan parah L. huidobrensis bisa menyebabkan seluruh pertanaman hancur dengan daun tanaman tampak berwarna merah kecoklatan. Untuk gejala awal dapat menimbulkan bintik-bintik coklat akibat tusuka ovipositor. Selain itu terlihat lubang kerokan dalam dau yang disebabkan oleh larva. Untuk pengendalian dai L. huidobrensis dapat memanfaatkan musuh alami seperti H. varicornis atau Opius sp. ataupun dengan pengendalian lainnya baik secara mekanis, kultur teknis, biologis, kimia dan karantina. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Penggorok daun (leafminer) Liriomyza sp. (On-line). http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/pot_tanaman_hias/gerbera/penggorok_daun. diakses tanggal 9 September 2008. Anonim. Protocol For Diagnosis of quarantine Organisme. (On-line). http://www.CSI.gov.uk. diakses tanggal 9 September 2008 Duriat, A.S., O. Gunawan dan N. Gunaeni. 2006. Penerapan Teknologi PHT pada Tanaman Kentang. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. Obari, Helda. 2001. Peranan Tanaman Inang terhadap Parasitod dari Liriomyza spp, Hemiptarsensus varicurnis (Hymenopteri, Eulopidae). (On-line). http://www.hpt-unlam.com/HeldaAGOSCINTAE.pdf. diakses tanggal 12 September 2008. Samsudin., Ida Farida dan Deni Ejar Irmawan. Pengendalian Hama Penggorok Daun Liriomyza Chinensis dengan Pendekatan Pertanian Ramah Lingkungan. (ON-line). http://www.pertaniansehat.or.id.htm diakses tanggal 9 September.

No comments:

Post a Comment