Ingat Waktu !!

Saturday, March 19, 2011

laporan helopeltis antonii & Theobroma cacao

PENDAHULUAN Latar belakang Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan. Tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. (http://wikipedia.com, 2011). Produksi tanaman kakao antara tahun 1983-1987 rata rata mengalami hasil yang tidak jauh beda. Tanaman kakao banyak serangan maupun gangguan dalam pertumbuhannya salah satunya adalah serangan hama. Salah satu pengganggu tanaman kakao adalah penghisap kakao yaitu Helopeltis sp. Hama ini menyerang tanaman kakao yang pengaruhnya besar bagi pertumbuhannya. Hama ini termasuk hama penghisap kakao dan teh yang meresahkan petani karena dapat berpengaruh besar dalam peningkatan produksinya (Borror de long, 1979). Kakao secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu criollo yang terdiri dari criollo amerika tengah dan criollo amerika selatan, lalu forastero yang terdiri dari forastero amazona dan trinitario. Criollo termasuk kakao yang bermutu tinggi atau kakao mulia / edel kakao atau fine flavour cacao. Criollo memiliki ciri ciri dantaranya masa buah lambat, peka terhadap serangan hama penyakit, kulit buah tipis, warna buah umumnya merah, bila masak menjadi oranye, dan lain lain (Susanto , 1994). Tujuan Penulisan - Untuk mengetahui hama pada tanaman Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) - Untuk mengetahui Gejala gejala serangan yang ditimbulkan hama penghisap buah kakao (Helopeltis antonii sign.) - Untuk Dapat menanggulangi hama pada tanaman Kakao baik dengan cara mekanis, biologis, kimiawi, serta cara lainnya. Kegunaan Penulisan - Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test Di Laboraturium Ilmu Hama Tumbuhan Departemen Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan - Sebagai Bahan informasi Bagi yang membutuhkan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman kakao Adapun Klasifikasi tanaman kakao (Theobroma cacao L.) menurut susanto (1994) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Angiospermae Subdivisi : Spermatophyta Kelas : Dycotyledoneae Ordo : Malvales Famili : Sterculiaceae Genus : Theobroma Species : Theobroma cacao L. Perakaran kakao tumbuh cepat pada bibit dari biji yang baru berkecambah, pertumbuhan akar mencapai 50 cm pada umur 2 tahun. Jadi, makin lama kecepatan pertumbuhan akar semakin berkurang. Pada tanah yang drainasenya baik. Perakaran kakaodewasa mencapai 1,0-1,5 m (Susanto, 1994).. Kakao bersifat domorfisme artinya memiliki dua macam percabangan atau tunas vegetatif yaitu tunas ortotrop yang tumbuh keatas dan tunas plagiotrop yang tumbuh kesamping , dan cabang kipas atau fan. Kedua macam cabang tersebut memiliki perbedaaan dalam rumus daun (Susanto, 1994). Daun mempunyai dua persendian atau articullation yang terletak pada pangkal dan ujung dau. Hal inimemungkinkan pergerakan daun menyesuiakan dengan arah datangnya sinar matahari (Susanto, 1994). Tanaman kakao bersifat kauliflori, bunga berkembang dari ketiak daun pada batang dan cabang-abang. Bunga kakao berwarna putih, ugnu dan kemerahan. Hampir 75% penyerbukan kakao dibantu oleh serangga Forcipomyia spp (Susanto, 1994). Kakao termasuk tanaman kauliflori yang artinya bunga dan buah tumbuh pada batang dan cabang tanaman. Biji kakao termasuk epigeous yang artinya hipokotil memanjang mengangkat kotiledon yang masih menutup ke atas permukaan tanah (Susanto, 1994). Warna buah nya beraneka ragam namun pada dasar nya ada dua macam yaitu buah berwarna hijau muda bila masak menjadi kuning dan buah muda yang berwarna merah bila masak menjadi oranye (Susanto, 1994). Syarat Tumbuh Tanah Tanah yang baik untuk kakao adalah tanah yang bila musim hujan drainase baik dan pada musim kemarau dapat menyimpan air. Hal ini dapat terpenuhia bila tanah memenuhi tekstur sebagai berikut: fraksi pasir sekitar 50%, fraksi debu sekitar 10%-20%dan fraksi lempung sampai 30%-40% (Susanto, 1994). Kedalaman efektif tanah untuk memperoleh perakaran yang baik yang mampu menghisap air dan unsur hara kedalamannya sekitar 1,5 m. Tekstur dan struktur tanah pada tanaman kakao tidak tahan terhadap genangan air pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau (Susanto, 1994). Tanaman kakao dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kisaran pH 4,0-8,5 namun pH ideal adalah 6,0-7,5 dimana unsur hara dalam tanah cukup tersedia bagi tanaman. Tanaman kakao juga membutuhkan bahan bahan organic tambahan untuk kelembaban tanah, persediaan sumber unsur hara dan untuk memperbaiki struktur tanah (Susanto, 1994). Iklim Faktor faktor iklim yang penting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari atau curah hujan, temperature, kelembapan dan angin. Daerah produsen kakao umunya memiliki curah hujan berkisar antara 1250-3000 mm tiap tahunnya. Curah hujan yang kurang dari 1250 mm akan terjadi evepotranspirasi yang melebihi presipitasi (Susanto, 1994). Pada umumnya kakao diusahakan pada ketinggian kurang dari 300 m dari permukaan laut. Suhu optimum untuk kakao sekitar 30-32 derajat celciuis, dengan suhu minimum sekitar 18-21 derajat celcius. Bila suhu terlalu tinggi menyebabkan hilangnya dominansi apical dan tunas ketiak daun tumbuh menjadi daun daun yang kecil dan menyebabkan daun seperti terbakar dan bunga mengering (Susanto, 1994). Daerah penghasil kakao memiliki kelembaban udara relative maksimum 100%, pada malam hari 70% dan 80% pada siang hari (Susanto, 1994). Tanaman muda yang baru ditanam memerlukan sinar matahari sekitar 25%-35% dari sinar matahari penuh sedangkan untuk tanamandewasa atau yang sudah bereproduksi kebutuhan sinar matahari makin besar yaitu 65%-75% (Susanto, 1994). Biologi Hama Menurut Pracaya (1991) Hama ini Diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hemiptera Famili : Miridae Genus : Helopeltis Spesies : Helopeltis antonii Sign. Telur Telur (Gambar 1) berwarna putih dengan panjang 1,5-2,0 mm. Bentuk seperti tabung test sedikit bengkok dengan tutup yang bulat dengan dua rambut pada satu ujung. Telur dimasukkan satu satu dalam jaringan tanaman yang lunak dan hanya tutup dan rambut rambut nya saja yang terlihat dari luar. Menetas setelah 1-4 minnggu tergantung temperature (http://www.google.co.id, 2011). Gambar 1: Telur Helopeltis antonii Sign Sumber : http://www.dropdata.org//Helopeltis sp Nimfa Nimfanya (gambar 2) langsing berwarna merah dan kuning. Nimfa yang telah selesai perkembangannya panjangnya lebih kurang 7mm dengan antena lebih panjang. Perkembangan nimfa ada 5 instar, kecuali nimfa yang pertama semuanya mempunyai alat yang bentuk seperti duri berdiri pada dada ( thorax) (Pracaya , 1991). Gambar 2: nimfa Helopeltis antonii Sign Sumber : http://www.dropdata.org//Helopeltis sp. Imago Imago Helopeltis antonii (Gambar 3) memiliki panjang lebih kurang 7-9 mm dan lebarnya 2 mm. Mempunyai kaki yang panjang dan antena yang sangat panjang. Warnanya bermacam macam ada yang cokelat, merah oranye sampai kuning. Pada betina dapat hidup sampai 6-10 minnggu dan bertelur 30-60 butir pada beberapa jenis spesies lain dapat mencapai 5000 butir (Pracaya , 1991). Gambar 3 :imago Helopeltis antonii Sign Sumber : http://www.dropdata.org//Helopeltis sp. Gejala Serangan Pada tanaman kakao yang diserang hebat akan menjadi rusak. Cara makan nimfa yang dewasa dengan menusukkan bagian mulutnya yang bentuknya seperti tabung kedalam jaringan daun, batang, buah yang berwarna hijau lunak. Sebelum makan dimasukkan terlebih dahulu ludah yang sangat beracun pada selsel tanaman kakao. Mula mula akan kelihatan seperti ada air yang berwarna tua disekitar tusukan yang kemudian akan berubah warnamenjadi coklat muda pada pusatnya dan hitam pada tepinya. Buah yang diserang akan menjadi busuk dan mengkerut. Pada batang yang luka akan terlihat celah yang memanjang (Pracaya , 1991). Gambar 4: gejala serangan Helopeltis antonii Sign Sumber : http://www.dropdata.org//Helopeltis sp. Cara Pengendalian Pengendalian secara biologis dapat dilakukan menggunakan semut hitam (Dolichderus thoracius Mayr.) (Hymenoptera, Formicidae) dan jamur Entomopatogen (Beuveria bassina ). Semut hitam sudah merupakan bagian dari agroekosistem perkebunana kakao di Indonesia dan sudah dikenal sejak lebih dari 80 tahun yang lalu (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Indonesia,2004). Pengendalian biologis helopeltis juga dapat dilakukan dengan penyemprotan agen hayati berupa jamur entomopatogen. Hasil penelitian menunjukan bahwa B.bassina isolate Bby-725 dengan dosis 25-50 gram spora per hektar cukup efektif dalam mengendalikan helopeltis (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Indonesia,2004). Jangan menanam dua jenis tanaman yang disukai helopeltis berdekatan, misalnya jangan menanam ubi jalar dengan kapas secara berdekatan. Persemaian jangan dekat tanaman yang rimbun, karena helopeltis suka di tempat yang terlindung. Tanaman yang rimbun di dekatnya di pangkasi. Disemprot dengan insektisida (Pracaya,1991) PERMASALAHAN Helopeltis antonii sign merupakan sejenis hama yang pada umumnya merusak tanaman kakao (Theobroma cacao) yang patut mendapat perhatian penuh karna hama ini ter masuk hama penting pada tanaman kakao (Pracaya , 1991). Hama ini merupakan hama yang sulit diberantas oleh para pengelola perkebunan. Hama ini menyerang bagian buah kakao yang menjadi sumber ekonomi utama dengan cara menusuk dan menghisap cairan sel akibat nya timbul bercak bercak cekung berwarna coklat kehitaman yang pada akhirnya buah akan menjadi busuk dan rusak (Pracaya , 1991). Hama ini sangat merugikan sekali bagi para pengelola perkebunan kakao. Karena pada serangan beratnya dapat menghancurkan produksi sampai hampir 80 % dan menurun kan ambang ekonomi bagi petani. Serangan yang berulang kali akan menyebab kan kerugian yang sangat besar sekali, maka dari itu sangat dibutuhkan pengendalian dari pihak pihak tertentu (Pracaya , 1991). Kakao merupakan salah satu komoditi unggulan Indonesia yang telah memberikan sumbangan devisa bagi negara karena telah lama menjadi komoditi ekspor Indonesia. Dalam kancah pasar dunia, keberadaan Indonesia sebagai produsen kakao utama di dunia menunjukkan bahwa kakao Indonesia cukup diperhitungkan dan berpeluang untuk menguasai pasar global. Apabila serangan hama ini telah sangat berat pada tanaman kakao maka akan sangat merugikan para pengelola juga khusus nya negara Indonesia sendiri, akan terjadi penurunan devisa dari sektor ini (Triharso, 1996 ). PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan didapati bahwa Pada tanaman kakao yang pada serangan berat akan dapat merusakkan hampir keseluruhan dari bagian tanaman kakao. Hal ini sesuai dengan literature yang dikemukakan oleh Pracaya (1991) yang menyatakan bahwa pada tanaman kakao yang diserang hebat akan menjadi rusak. Cara makan nimfa yang dewasa dengan menusukkan bagian mulutnya yang bentuknya seperti tabung kedalam jaringan daun, batang, buah yang berwarna hijau lunak. Sebelum makan dimasukkan terlebih dahulu ludah yang sangat beracun pada selsel tanaman kakao. Dari hasil pengamatan didapati bahwa untuk mengendalikan hamaini diperlukan tehnik tehnik tertentu misalnya secara mekanis, biologis dan kimiawi. Hal ini sesuai dengan literature yang dikemukakan oleh Triharso (1996) yang menyatakan bahwa Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain Secara biologis, yaitu dengan menggunakan musuh alami dari hama ini, seperti laba laba, belalang sembah, Secara kimia, yaitu dengan penggunaan Insektisida alami, Secara mekanis dengan menangkapi langsung hama ini dan di musnahkan. Dari hasil pengamatan didapati bahwa gejala serangan pada hama ini terlihat Mula mula akan kelihatan seperti ada air yang berwarna tua disekitar tusukan yang kemudian akan berubah warna menjadi coklat muda pada pusatnya dan hitam pada tepinya. Buah yang diserang akan menjadi busuk dan mengkerut. Hal ini sesuai dengan lliteratur yang dikemukakan oleh Tjahjadi (1989) Yang menyatakan bahwa Mula mula akan kelihatan seperti ada air yang berwarna tua disekitar tusukan yang kemudian akan berubah warnamenjadi coklat muda pada pusatnya dan hitam pada tepinya. Buah yang diserang akan menjadi busuk dan mengkerut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hama penghisap kakao (Helopeltis antonii Sign.) merupakan hama utama bagi tanaman kakao. 2. Biologi hama Helopeltis antonii adalah, telur, nimfa yangterdiri dari 5 instar, dan imago. 3. Gejala serangan yang ditimbulkan Helopeltis antonii Sign. terlihat pada buah yang berbintik bintik coklat yang akhirnya membusuk dan pada batang terlihat celah yang memanjang dan akhirnya pucuk yang muda akan mati. 4. Pada serangan yang berat menyababkan tanaman kakao menjadi rusak diseluruh bagian dan dapat menurunkan produksi tanaman dalam jumlah yang besar . 5. Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain: kebersihan kebun, mengatur pola tanam, pennggunaan pestisida alami, dengan musuh alami, dan dengan menangkap langsung hama ini dll. Saran Sebaiknya jika tanaman kakao (Theobroma cacao L.) yang telah terserang hama penghisap kakao ( Helopeltis antonii Sign.) Maka harus segera dikendalikan.karena dapat mengakibatkan rusaknya tanaman kakao dan dapat merugikan para petani dalam produksinya. DAFTAR PUSTAKA Borror de long. 1979. An Introduction To the Study Of Insect. Fifth edition. College publish, New york http://www.google.co.id//Helopeltis antonii//imago/nimfa/larva/ Diakses tanggal 02 Maret 2011 http://www.google.co.id//Wikipedia.com//kakao// Diakses tanggal 02 Maret 2011 Pracaya, 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004. Panduan Lengkap Budi Daya Kakao. AgroMedia Pustaka, Jember Susanto F.X . 1994. Tanaman Kakao budidaya dan pengolahannya. Kanisius, Yogyakarta .

No comments:

Post a Comment